Kamis, 19 Januari 2012

Fantasy Story


Hai-hai haiiiii ^^ Udah lama saya gak nongol! 
Udah lama Ini Blog Kagak keurus ^^
Hahahahahaha SAYA DATANG MEMBAWA KAMEHAME BARU!!! Eittss *salah* bawa cerita hayalan bikinan sayaaa!!! xD

Ne! LANGSUNG SAJAAAHH :)

Selamat Menikmatiii :) 

Don't STOP

AUTHOR POV

PLETAK!
“AAARRHH...Sakit!!!”  teriak seorang perempuan yang sedang duduk disebuah bangku panjang di ujung taman.
“HAHAHAHA”tawa yang sangat keras mengagetkan perempuan itu.
Ia berbalik.
“KAKAK!!!”


Minny POV

Hai.. Namaku Minny. Umurku 16 tahun. Tepat di hari ini.
 Aku bersekolah di sebuah SMA di kota ini. Tingkat tiga tepatnya.
Aku sedang menunggu temanku di bangku di ujung taman ini.
Aaah.. mana dia? Aku sudah tidak sabar ingin mencubit pipinya yang chubby! Pipinya yang seputih salju dan sangat empuk *emangnya kasur*.
Perlu ku kenalkan ia pada kalian?
Dia seorang pria berusia 18 tahun. Kami sama-sama berada di tingkat tiga di sekolah.
Perluku ejah? N.I.K.I . *seperti merk pemanis buatan*
Iya. Itu nama kakak.
Aku memanggilnya kakak karena saat SMP ia adalah kakak kelasku *ceritanya si Minny anak pinter,jadi loncat kelas*
Kakak sangat baik terhadapku. Ia begitu perhatian dan sabar dalam menghadapi sikapku yang manja dan kekanak-kanakan.
Kakak memang orang yang baik. Aku merasa nyaman berada didekat kakak .

********

FLASHBACK

“Minny, ayo masuk!” kata seorang wanita cantik yang sedang berdiri didepan kelas baruku.
Aku hanya tersenyum.
Saat kakiku melangkah, jantungku serasa berdetak begitu cepat.
DEG
DEG
DEG

Dan sekarang aku berada di depan kelas baru ini. Semua orang memandangiku aneh.
“Nah anak-anak.. ini Minny, murid baru dikelas kita. Ayo Minny, perkenalkan diri kamu”
“Hai, Nama saya Minny.. senang bisa bertemu kalian semua” ucapku dengan tergesa-gesa.
“Minny ini masih berumur  15 tahun loh, karena ia rajin ia mampu meloncat kelas dan berada di sini bersama kita..” kata wanita cantik itu yang ternyata adalah Kepala sekolah disini.
Aku hanya tersenyum.
“Beda jauh sama si NIKI dong bu! Si Niki paling tua disini!hahaha” ujar seseorang.
“hahahahahahahha” gelak tawa memenuhi awal perkenalanku pagi ini.


Niki POV

Siapa itu? Gadis lucu dengan tas pink di pundaknya? Murid barukah?
“Minny, ayo masuk!” Kata Ibu Senja sambil melembaikan tangan ke gadis itu.
“Nah anak-anak.. ini Minny, murid baru dikelas kita. Ayo Minny, perkenalkan diri kamu” kata Ibu Senja lagi.
Gadis itu masuk dengan wajah gugup yang sangat lucu!
Pipinya seputih salju! Ingin sekali aku mencubit pipinya itu.
“Hai, Nama saya Minny.. senang bisa bertemu kalian semua” katanya memperkenalkan diri,
Aku tak berkedip sedetikpun saat ia berbicara. Suaranya ringan.. Menyejukan hatiku.. Aku tak mau membiarkan momen ini hilang begitu saja.
“Minny ini masih berumur  15 tahun loh, karena ia rajin ia mampu meloncat kelas dan berada di sini bersama kita..” kata Ibu Senja.
Apa??? 15 Tahun? Aku tak percaya !
Ia hanya tersenyum-senyum saat Ibu Senja mengatakan hal itu.
Tuhan.. Jangan buat ia berhenti tersenyum.. Aku merasa udara disekitarku menjadi sejuk.
Tuhan.. Jangan hentikan ini..

********

Hari ini hari ulang tahun Minny-ku! Aku harus memberinya hadiah istimewa!
Sekarang kami sangat dekat.
Kami selalu belajar bersama, ke toko buku bersama, pulang sekolah bersama, ke kantin bersama semuanya kami lakukan bersama.
Saat sebuah senyuman mengembang di wajahnya, hatiku selalu merasa sangat sangat sangat tenang.
Tuhan.. jangan buat ia berhenti tersenyum.


Tuhan.. ku tak ingin ia bersedih..
Berikan selalu kebahagiaan untuknya..
Ia satu-satunya semangat bagiku ..


Minny POV
“Kakak!!!”  rengekku
“hahahahaha...” ia hanya tertawa sambil memegang perutnya
“uuuuhhhh...” aku berikan jurus andalanku
-Manyun-

 Kakak berhenti tertawa dan memandangku
“Kenapa cemberut?” Katanya sambil duduk disampingku

Aku hanya diam.

Ia tertunduk.

“Kakak kenapa?” tanyaku

“Sedihmu Sedihku, Bahagiamu Bahagiaku” jawabnya sambil tertunduk
TES
TES
TES
“kakaaaaaakk....” aku peluk tubuhnya yang sedang berada disampingku sambil menangis.




NIKI POV

Ya Tuhan...!!! Ia memelukku?
Nyaman sekali rasanya
Lebih nyaman dari pelukan hangat Ibuku sendiri.
Pelukan ibuku yang sudah lama tak pernah aku rasakan.

Aku pegang tangannya,
Ia menatapku

Aku berdiri
Ku cium keningnya  dan berbisik ditelinganya “Happy Birthday Minny-ku.. Saengil Chukkaehamnida”


*******

Aku berencana mengajaknya bermain di sungai tempat dimana saat kecil dulu aku sering bermain.
Tetapi karena hari sudah gelap, aku mengajaknya ke sebuah mini market dan membelikanya ice cream favoritnya *gak elit banget ya.hehehe Minny : ga papa yee.. author : haha iya deh*

Ia loncat loncat kegirangan

“Kakakk...  terimakasih” ucapnya sambil tersenyum

Ahhh... senyumnya...

******

“Besok kamu harus berangkat ke Bangkok untuk melanjutkan sekolah”  Kata Paman saat sarapan pagi hari ini.
“APAAAA?”  teriakku sambil berdiri dari kursi.
“Iya. Kamu harus kesana” kata Paman  kemudian
Aku hanya tertunduk di meja makan.

******


Minny POV

“syalalala..lalala.. hemmhemmhemmmm...”
Ahh..senangnya...
Ice Cream pemberian kakak masih terasa di lidahku rasanya.
“Hemm...” aku menjilat-jilat ujung bibirku

Pagi ini cerah sekali. Gumpalan awan putih berkumpul satu sama lain. Langit biru yang sangat indah.
Burung-burung berkicauan diatas kabel-kabel listrik diatas kepalaku.

Ahh.. kakak.. aku meridukanmu.
Ups.. apa? Merindukan kakak?
Siapa aku?
Hanya temannya!

Arrgghhh...!!! Gadis Bodoh !!
Hilangkan pikiran itu.
Ia Kakakku! Ia Temanku! CUKUP. Hanya itu!
Itupun sudah membuat hidupku serasa lebih berwarna.
Ada kakak di sisiku sudah membuat semangat hidupku berkobar-kobar!
Segala nasehat kakak membuat aku bangkit dan terus berusaha menjadi yang terbaik!

Sudah pukul  6 lewat.!
Aku harus berangkat sekolah!

“Ibuu... Aku berangkat ya...”

CEKLEK

Oh iya, kakak sedang ada urusan keluar kota katanya. Ia tidak masuk sekolah 3 hari ini.
Ahh... Aku merindukan kakak....
TES
TES
TES

Mengapa aku menangis?

*****
Seminggu berlalu.
Kenapa kakak belum kembali? Apa ia sakit?
Semoga saja tidak terjadi apa-apa pada kakak Tuhan...

TING TONG

CLEK

“Kakak?”  teriakku saat membuka pintu
Ia hanya tersenyum .
“Ikut denganku” katanya

Aku menutup pintu rumah dan berjalan dibelakangnya.
“Kakak kapan pulang? Habis ngapain sih??” tanyaku sambil berlari-lari kecil disampingnya.
Kakak hanya tersenyum dan menarik tanganku.

Kami berjalan menuju sungai kecil yang kakak ceritakan dulu.
Oh.. Sungai itu! Sungai tempat kakak saat kecil sering bermain!
Ia mengajakku duduk di atas rerumputan di pinggir sungai.

Ia menatapku

“Kenapa sih?” tanyaku sambil mengibas-ngibaskan tanganku di depan wajahnya.
Ia mengambil kamera handphone miliknya. "Kakak ingin berfoto denganmu Minny-ku"


Ia mengajakku berfoto!?Sungguh aneh.

 TES

TES

TES

Tiba-tiba ada tetesan air mata diatas tangan kakak.
“Kakak kenapa sih?”

“...”

“Kak?”

“...”

“kakakkk!!!!”

“...”

Aku guncang-guncang tubuhnya.
Ia memegang tangnku dan berkata “Aku akan terbang ke Bangkok esok hari”

******

To Be Continue
READ MORE - Fantasy Story

Selasa, 27 September 2011

Cerpen Kedua


Cerpen kedua yang berani aku sebar ke kalian.. hehe..
semoga seneng yah ! jangan lupa post komen kalian ^^

Bukan Inginku
(Novi Indah Riefayanti)

“Hana!! Sini!” seru Mita sambil melambaikan tangannya.
“Ya...” Aku segra menghampiri dia yang berada di bangku paling depan.
Anter aku ke kelas sebelah yuk !” katanya.
“uuuhhmm...” belum sempat aku menjawab, tanganku langsung ditariknya.

Degup jantungku begitu cepat! Setiap kali aku menginjakan kaki diluar kelas, hatiku selalu tidak merasa tenang dan tidak menentu. Seluruh darah dalam tubuhku seperti mendidih. Keringat bercucuran diseluruh tubuhku. Tetapi, aku berusaha untuk menutupi semua rasa gugupku.
“Shela!” teriak Mita
“Hei! Sini!!!” sahut Shela yang sedang duduk di depan kelasnya.
Aku dan Mita segera duduk di sebelah Shela.
“Lagi ngapain ?” tanya Mita sambil melihat ke kiri dan kanan.
“hehehe...” Shela cuma bisa nyengir kuda. Ciri khasnya.
“Hayoo.... Pasti lagi memandang pangerannya yaaa???”
Shela hanya tersenyum sambil tersipu-sipu malu.
Iiiih siapa siih....?” tanyaku.
“Itu tuuhh... Juara kelas di kelas sebelas A” jawab Mita.
‘Sssstttttt ah!” kata Shela sambil memukul paha Mita dengan telapak tangannya.
“iiih... siapa?! Penasaran niiiihh!!!” kataku memaksa. Aku yakin, orang itu pasti.......
“PUTRA” kata Mita.
Dunia serasa gelap.

**************

Rintik hujan terus membasahi semua kaca jendela dikelasku.
‘Hujan.. ?” seruku dalam hati. Padahal jarum jam di tanganku telah menunjukan pukul tiga sore.
“Kamu ada yang jemput?” tanyaku pada Mita.
“Ada.. Si Abang mau jmput katanya..” jawabnya.
“Ohh..Syukurlaah..”

-Teeeetttt..Teeeettt....-
Bel tanda sekolah usai mulai terdengar disemua penjuru sekolah. “Aku duluan ya..” kata Mita sambil berlari keluar kelas. “Ya..” jawabku sambil tersenyum kecut. Diruangan kelas ini, aku hanya sendiri. Mnunggu hujan reda. Semua anggota keluargaku tidak akan mungkin bisa meluangkan waktu untuk menjemputku. Mereka semua sibuk dengan urusan mereka sendiri. Hembusan angin terus menggelitik kesemua tulang rusukku. “Dingin” pekikku dalam hati. “Andai saja disaat hujan seprti ini ada...”
Belum rampung kalimat itu ku ucapkan, tiba-tiba muncul seorang laki-laki bertubuh tinggi, dengan tas hitam di pundaknya. Ia masuk kedalam kelasku. Bajunya basah kuyup dngan rambut agak ikal yang terkena air hujan.
Sontak aku segera berdiri dari kursiku.
Ia menatapku.
Akupun sama.
Sesaat beberapa lama, terdengar suara dari mulutnya.
 “Hai.. Belum Pulang?”
Aku kembali duduk dikursiku. Bangku ke dua tepat didekat pintu. “Belum. Kamu klas apa? perasaan baru Hanat deh..”
“Kelas sebelas A.masa gak tau? Udah dua taun kan sesekolah.. Kamu Hana kan?” tanyanya.
“Iya..”
“oh ya, namaku Putra” katanya sambil menjulurkan tangannya.
“Hana” kataku sambil menyambut tangannya yang kekar dan dingin itu.
“Nungguin siapa?” tanyannya.
“Nungguin hujan..hehe” kataku sambl memperbaiki letak jilbabku yang terkibas angin.
“Hahaha... kamu lucu ya.. Oh ya, rumah kamu dimana?” tanyanya sambil duduk dibangku depan.
“Mana aja boleehh.. “jawabku ketus.
“iiihh... Ngeri kalii!!!! Hahaha... Eh,.. “ belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, “PUTRRAAAAAAA....!!!!” seseorang memanggilnya dari luar.
“Yoooooo!!! eh, aku duluan ya.. orang gila lagi nungguin aku diluar, senang bisa bertemu kamu.” Katanya sambil tersenyum dan berlari keluar.

**************

“Lima!Enam!Tujuh!”
Suara Mita memekikan telingaku.
“Ayo Han..! Lariii...!!!!” Perintahnya. Hari ini jadwal kelasku untuk berolahraga disekolah, dan...
*BRUUUG*

“Hanaa. ! Hana!!” seseorang brtubuh kekar membangunkanku.
“Syukurlah.. kamu sadar.. tadi kamu jatuh pas lagi lari!”
Aku hanya tersenyum.
“Mau minum?” tanya laki-laki itu yang ternyata adalah Ahmad, teman seklasku. Aku mngangguk. Seseorang membawakaku secangkir teh hangat.”PUTRA?” seruku dalam hati.
Aku tersenyum padanya.
“Tau gak? Si Putra loh yang bawa kamu k UKS ini.. dia ngangkat kamu sendirian..!” kata ahmad sambil melirik-lirik karah putra. “Terimakasih ya..” ujarku
“Sama-sama”
“Putra! Aku mau ke kelas dulu ya..!” kata ahmad .
Putra hanya mengangguk. Kemudian ia duduk disebuah meja. Dan menulis sesuatu. Entah apa yang sdang ia tulis. Aku hanya bisa melihatnya dari atas risbang ini. Tidak begitu jlas., karena lensa cekungku yang begitu kotor dengan debu yang menempel disana-sini.

**************

“Ke kantin yuk!” Ajak Mita.
“Nggak ah.. BOKE” jawabku.
            Sejak kejadian olahraga lusa kemarin, aku lebih sering diam di dalam kelas. Pikiranku terus brputar dan selalu ingat kejadian olahraga kemarin dan hari hujan itu.
P U T R A ?
Suaramya yang lembut selalu trniang ditelingaku.. snyumnya... Tawanya... Apa aku??? JATUH CINTA?? Setiap kali aku berjalan menuju kelas, kurasakan degup jantungku semakin keras. Hanya saat berada didalam kelas, hatiku merasa tenang. Tak pernah sekalipun aku berada diluar kelas sejak kejadian itu. Hanya saat berangkat dan pulang sekolah aku berkeliaran diluar kelas.
“Ih kamu.. kenapa jarang ke kantin?? Gak laer?” tanyanya lagi.
“Males ah.. dikelas aja!” jawabku.
“Ya udahh...” kata Mita sambil berlalu kluar kelas.
Hening..
Semua orang pergi ke kantin. Dari dalam kelas, aku melihat keluar jendea. Seorang laki-laki sedang membaca buku dibawah pohon diseberang sana. Rambutnya ikal, sorot matanya begitu fokus melihat k dalam buku yang sedang ia baca. “PUTRA?” gumamku dalam hati.seorang perempuan berjilbab menghampirinya. Terlihat ia mrasa sangat terkejut, bergegas ia menutup bukunya. Ia mendorong-dorong perempuan itu.mereka terlihat sangat akrab. Mereka bercengkrama cukup lama, trliohat tatapan mata perempuan itu sangat serius. Entah apa yang mereka bicarakan. Lensa cekungku tak mampu menembus gerakan bibir mereka.
Satu persatu teman-temanku mulai berhamburan memasuki kelas. Aku kembali membuka buku pelajaranku. Dihalaman paling belakang, tak sadar dengan huruf kapital semua, aku menuliskan :
AKU TAK INGIN

**************

            Hari ini ada Poor Class. Lomba antar kelas. Disekolahku brbagaimacam cabang olahraga, seni dan sastra diperlombakan di acara ini. Seperti biasa, saat semua orang berada diluar kelas, aku hanya bisa duduk dibangkukku dan melihat keadaan diluar kelas dari sini.
“Hey Hana!” keluar dong! Rame kaya gini! Kamu malah diem dikelas aja!” seru Ahmad.
“Ahh... Males.. Pusing aku liat orang banyak-banyak!” jawabku dengan ketus.
“Dasar!!! Ya udah deh.. aku keluar dulu”
“ya..”

Terlihat bayangan seorang laki-laki berdiri dibalik pintu. Aku rasa...
“Ayo putra!” kata Ahmad dari luar.
“BENAR!! DIA!”
            Sesaat setelah itu, telingaku mendengar suara dari sebuah sound system disebrang sana. “Ya teman-teman semua! Kali ini tim basket dari kelas sebelas A akan bertanding dengan tim basket dari kelas sebelas D.....”
Segera lensa cekungku melihat keluar jendela “Aku yakin ada Putra disana!” gumamku. Aha!ADA! Ia memakai kaos olahraga dengan warna biru dilengan dan dutih dibagian depan dan belakang. Dengan celana training biru pndek. Rambutnya yang agak ikal bergoyang-goyang terkibas angin siang hari. Agaknya lebih panjang dari sebulan lalu. Sepatu kts hitam mengkilat dengan tali berwarna putih. Kaos kaki panjang setengah betis dengan tulisan kecil diujung atasnya, ‘SPORT’ atau ‘SPIRIT’ ya?
            Permainannya lincah! Agaknya ia sangat menguasai permainan. Untuk pertama kalinya, ia memasukan bola ke ring. Kemudian ia brlari ke arah temannya.(kaya main sepak bola aja ya?hehe) dan ia melihat ke arahku, dan tersenyum!Segera aku alihkan pandanganku kearah lainnya.
            Rupanya ia tau bahwa aku sring melihatnya dari sisni. Aku kembali mencarinya. Ia sedang duduk dipinggri lapanga dengan memegang botol air minral. Keringat brcucuran disana-sini. Ingin aku menghampirinya dan memberikan handuk kecilku. Namun, tak prnah ada keberanian dalam diriku. Aku hanya bisa memprhatikannya dari sini, dari dalam kelasku.

**************

“Hana nya ada?’ tanya seorang laki-laki diluar kelas.
“Ada.” Jawab Fera, kemudian Fera menghampiriku.
“Hana! Dicariin Putra tuh!”
Deg! HA?Putra?
“Mau Apa katanya?”
Fera hanya mnggelengkan kepala dan brlalu ke belakang. Aku brdiri dari kursiku. Kemudian aku melangkah menuju pintu kelas. Terlihat Putra sedang membelakangi pintu kelasku dan melihat kearah lapangan basket. Mendngar suara derap langkah sepatuku, ia brbalik.
“Ada apa?” tanyaku.
Aku brusaha menutupi rasa gugupku.
“Kata Bu Ratna disuruh ke kantor, ngambil nilai ulangan susulan kamu” katanya.
“Oh.. Iya”
“Mau dianter?”
“Ah nggak.. Makasih ya..” jawabku sambil kembali masuk ke dalam kelas dan duduk dibangkuku. Ku lihat dari sini, ia menarik nafas panjang.
“Tika mana ya?”tnyaku pada Mita.
“Tau Tuh..” jawabnya sambil mncari ke sekeliling kelas. “emangnya mau apa?” tanyamya lagi.
“Mau minta anter ke ruang guru, kamu aja ya!”
“Mau apa?”
“Ke Bu Ratna..”
“Oh.. Ayoo..!” jawabnya sambil berdiri dari kursinya.
            Aku pun bergegas berdiri. Aku melangkah keluar kelas dengan hati cemas, gugup an ketakutan akan bertemu Putra. Aku takut semua orang tahu, bahwa aku merasa gugup bila brtemu Putra. Aku takut semua orang tau bahwa aku merasa gugup bila bertmu dengannya. Dan itu artinya????
Langkah Pertama..
Langkah Kedua...
Langkah Ketiga..
Melewati kelas sebelas A..
Langkah demi langkah .. Begitu terasa cepat.
Tikungan Lorong..
DARRRRRR!!
Seseorang mengagetkan kami berdua,
“Iiiiihhhhh!! PUTRAAAAA!!!!” hardik mita.
Aku hanya tersenyum kcil.
Sedangkan Putra, ia tertawa trpingkal-pingkal sambil mmegang prutnya.
“Dasar!!!JAIIL!!!” kata Mita.
“hehe.. Mau Kemana Han?” tanyannya
“Katanya disuruh ke Bu Ratna?” jawabku sambil membenarkan letak lensa cekungkku.
“Eh iya.. hehehe.. Silahkan tuan putriii....” katanya sambil membungkuk seprti seorang pelayan disebuah istana.
“ Terimakasih Putra yang JAIL!” kata Mita sambil brlaku seprti seorang putri raja.

**************

Tahun Ajaran Baru. Aku kembali kesekolah dengan lensa cekungku yang semakin tebal! Daya penglihatan mataku  semakin buruk!
“Hai Hana!!” Sapa Ahmad  pagi ini.
“Hai.” Jawabku sambil duduk dan tersenyum.
“Astagfirulooohhhh! Makin tebel aja tuh kacamata! Biar jelas liat duit ya!!!! Hahahaha”
“Ah kamu...”
“Eh kamu udah tau belom!? Gosip tentang si Shela sama si Putra?”
“Apa?”
“Itu tuhh.. kata orang-orang si Shela sama si Putra  punya hubungan spsial loh!” katanya sambil brapi-api.
“Ah biarin aja.. itu toh urusan mrka,,” jawabku sambil mnyembunyikan rasa kekagetanku.
“Iya sihh.., tapi kan mereka itu orang-orang paling FENOMENAL disekolah kitaa!” katanya lagi.
“Ah kamu ini!Ngegosip aja!! Sana ah! Ngegosipnya jangan sama aku! Aku gak mau telinga aku trnoda Cuma gara-gara ngegosip sama kamu!” kataku sambil mendorong-dorong pundaknya.
“Huh.. judes! Cewe  kok ga suka ngegosip!” jawabnya sambil berlalu keluar kelas.
            Suasana kelas serasa hening. Pikiranku terus melayang kesana kemari seperti angin yang tertiup angin. Semuanya  kacau... Pipiku basah, mataku terus mengalirkan butiran-butiran kekecwaan. Lalu? Apa arti senyum dan tatapan mata itu? Aku rasa hal itu bukan senyum dan sorot mata yang biasa! Ada sesuatu yang tersembunyi! Ntah apa itu. Aku tidak ingin tahu, dan tidak mau tau.

**************

“Aku ke Perpus dulu ya! Kamu duluan aja!” kataku pada Shela sambil brlari-lari kecil menuju ruangan prpustakaan di sebelah kelas Shela..
“Oh iya! Aku duluan ya!” kata Shela sambil berlalu.
            Ruangan sepi. Tak ada seorangpun disini. Mengisi buku daftar hadir yang trsimpan di sebuah meja di dekat pintu masuk. Kemudian aku berlari-lari kecil menuju ke ujung kiri ruangan. Dua buah rak buku tinggi brhimpitan satu-sama lain disana. “Ibu perpusnya mana ya?” tanyaku dalam hati sambil melirik ke kiri dan kanan.
            Aku ambil sebuah buku yang berjudul “Gadis Jeruk” dengan sampul depan berwarna oranye segar! Ini Novel! Pinjem ah!!
Aku bergegas berjalan menuju meja petugas penjaga perpustakaan disebelah kiri ruangan.
“Ibu Perpusnya mana ya?” kataku.
“Lagi di toilet” jawab seorang laki-laki yang ada dibelakangku.
Ketika aku berbalik, betapa terkejutnya aku karena oarang itu adalah Putra! Sejak kapan dia disini?
“Ngapain disini?” tanyaku.
Ya Minjem buku! Apa lagi? Masa mau makan bakso? Hahaha” jawabnya sambil tertawa.
“Ssssttt!!” tiba-tiba Ibu penjaga prpustakaan datang dan kemudian duduk dikursinya.
Setelah semua data telah dicatat oleh Ibu Petugas itu, aku bergegas keluar.
“Hana! Tunggu!” teriak Putra.
“Aduuhh.. Apalagi sih?” gerutuku dalam hati.
“Bareng ya..” katanya sambil berlari menghampiriku.
“Jam Berapa sekarang?” tanyanya.
“Jam setangah empat”
“Besok-besok kalo mau ke perpus jam lima ajaa!”
“Iihh... Ga ada siapa-siapa kaliii!!”
Putra dan aku hanya tertawa.

**************
Aku melihat bayangan diriku di sebuah cermin di toilet sekolah. Lensa ckungku yang semakin menebal kdang menyulitkanku untuk menggerakan kepalaku yang besar ini. Kata Tika sih, katanya penuh sama rumus-rumus matematika. Hahaha... “Udah belum?” tanyaku pada Tika. “Udah..” jawabnya . kemudian kami berjalan keluar toilet. Di depan kelas Sebelas C yang sekarang menjadi kelas Duabelas C, terlihat Shela sedang duduk dengan sebuah buku tulis ditangannya.
“Hana! Sini!” Shela memanggilku. Aku dan Tika menghampirinya.
“Buku apa itu?” Tanya Tika.
“Buku Si Putra..” jawabnya.
“Ciieee......” kataku
“Ciiieeee ciiieeee...” Tika ikut mngolok-olok Shela.
Aku hanya tersenyum.
“Ih kamu inih! Putra itu baik looh! Tiap malem aku suka sms-an atau telepon lohh!” kata Shla sambil membulak-balik buku milik si Putra.
“Terus buku apa ini? “Tanyaku.
“Buku Fisika!” jawabnya sambil tersenyum padaku.
            Memang akhir-akhir ini, aku dan Shela cukup dekat. Kita sering pulang bersamas, bermain bersama, mengerjakam tugas, curhat...
Shela cukup baik menurutku.
Saat pulang sekolah, Shela datang ke kelasku.
“Han!Pulang yuk!” ajaknya.
“ayo..” jawabku sambil membawa tasku.
“Main yu,,”
“Nggak ah.. disuruh pulang cepet sama Ibu.. Katanya mau ke dokter”
“Siapa yang sakit???”
“Biasa, chek up..”
“Ohh.. hehe.. Eh, tau nggak?” katanya saat berada dijalan raya.
“Apa?”
“Aku lagi suka sama seseorang lohh...”
“iihh.. siapa???” Tanyaku sambil mengguncang-guncangkan badannya.
“hmmm...”  ia hanya tersenyum.
“iihh... gitu ihh...” desakku lagi. Aku yakin orang itu..
“Putra !” jawabnya sambil tersenyum.
Bangunan disekitarku serasa runtuh smua.

**************
“Kamu diem dikelas terus ahir-ahir ini! Kata Mita.
“iya nih,.. pusing!! Boke!!! Pusing mikirin ujian ahir juga!” jawabku
“Ah jangan dipikirin amat! Enjoyy!!!!!”
Aku hanya tersenyum.
“Jajan yu..!
“Ogah! Udah tau aku lagi Boke! Malah diajak jajan!”
“hehe... ya udah!” kata Mita sambil berlalu keluar kelas.
            Suasana kelas sunyi. Aku melihat keluar jendela. Putra dan Shela sedang bercengkrama di bawah pohon di seberang sana. Mereka terlihat sangat akrab!
Aku hanya bisa menarik nafas panjang. Kubuka buku catatan kecilku, aku menulis :

Bukan Inginku
Tak kuinginkan, berjumpa denganmu
Tak kuinginkan, kumencintaimu
Tapi hatiku, terpaku oleh senyummu
Jantungku berdenyut melihat parasmu

Tak terasa lensa cekungku basah. Tangan kananku kembali menari-nari di atas kertas itu.

                Tak mampu kumengusir semua rasa
                Tak mampu kubertahan tanpamu
                Meski ku tahu, kau takkan pernah bisa
Menyayangiku, menjadi miliku..

Lensa cekungku becek! Aku mmbrsihkan kdua lensaku, aku melihat keluar jendela, Putra dan Shela tidak terlihat lagi.

Tapi rasa ini akan selalu ada
Rasa ini kan selalu dijiwaku
Karena ku tahum aku mencintaimu
Karena aku tau, kaulah yang terindah
                Tak mampu kumengusir semua rasa
                Tak mampu kubertahan tanpamu
                Semoga tanpaku kau bahagia,
Dan aku kan selalu mencintaimu.....

Aku tutup buku catatan kecilku dan membuka buku pelajarab matematika milik Shela.

**************
READ MORE - Cerpen Kedua